Judul : Tomorrowland (2015), [ wTu ]
link : Tomorrowland (2015), [ wTu ]
Tomorrowland (2015), [ wTu ]
Tomorrowland (2015)
Dari wahana permainan populer miliknya, lagi-lagi Disney mencoba melebarkan dunianya lebih jauh bersama Tomorrowland yang dipenuhi konsep, pesan dan ide luar biasa tentang dunia dan manusia yang bahkan seorang Brad Bird pun seperti tidak mampu mengeksekusinya dengan maksimal. Tetapi di balik segala kekurangan dalam penceritaannya, Tomorrowladn masih mampu memberikan sebuah sajian drama fiksi ilmiah keluarga ala Disney yang hangat dan mengasyikan.
Lupakan Haunted Mansion yang mengecewakan itu, atau mungkin Tower Terror dan The Country Bears, jika ada wahana populer Disneyland yang layak dibanggakan ketika diterjemahkan ke layar lebar sejauh ini mungkin hanya franchise Pirates of The Carribbean yang seri-seri filmnya seperti akan terus bertambah di masa depan. Tapi hal itu mungkin saja berubah ketika Tomorrowland datang. Ya, sama seperti koleganya di atas, Tomorrowland adalah sebuah sajian petualangan fiksi ilmiah yang diadaptasi dari salah satu permainan populer dari taman bermain paling tersohor di dunia itu. Masalahnya, tidak pernah mudah membuat sebuah film dari sesuatu yang tidak memiliki cerita. Tetapi tenang, meskipun sumber aslinya hanya berbentuk wahana fisik, Tomorrowland Disney bisa dibilang punya konsep paling ambisius dibanding dibanding kedua koleganya itu, apalagi melihat nama-nama besar di balik layar macam sutradara Mission: Impossible � Ghost Protocol, Brad Bird yang juga turut menuliskan naskahnya bersama co-writer Damon Lindelof ( Prometheus, Star Trek Into Darkness )
�When I was a kid, the future was different� Ucap George Clooney berwujud Frank Walker di awal film ketika ia memberikan sedikit pengantar tentang apa yang sedang terjadi, sementara suara perempuan di belakangnya kerap kali menganggunya. Adegan kemudian melompat ke 45 tahun ke belakang di mana Frank Walker kecil (Thomas Robinson) tengah bersemangat mendafatarkan jet pack dari penyedot debu buatannya untuk ikut kontes di ajang pameran teknologi dunia yang diselengarakan di Disneyland. Di sini, Frank bertemu dengan gadis kecil misterius beraksen Inggris, Athena (Raffey Cassidy) yang akan merubah hidupnya. Kembali ke masa kini, ada Casey (Britt Robertson) putri dari teknisi NASA di Texas yang tengah sibuk melakukan sabotase kepada alat-alat berat yang hendak menghancurkan mimpinya. Usahanya mungkin terasa sia-sia sampai ia mendapatkan sebuah pin berlogo huruf �T� ajaib di mana ketika disentuh mampu membawanya ke sebuah tempat asing di masa depan yang nantinya mempertemukannya dengan Frank Walker tua (George Clooney)
Usaha Brad Bird untuk tetap menjaga kesegaran premisnya patut diacungi jempol. Tidak peduli seberapa hebatnya trailer Tomorroland memukaumu bersama gambar-gambar futuristiknya yang luar biasa serta konsep teleportasi dan perjalanan waktu menakjubkan, ia tidak pernah benar-benar memberitahumu tentang apa yang sebenarnya terjadi.
Plot misterinya dibangun dengan baik sejak narasi yang dibawakan Clooney membuka film. Ada penampakan jam digital berjalan mundur yang menjadi awal dari rentetan pertanyaan demi pertanyaan baru. Siapa Athena? Apa sebenarnya dunia yang dilihat Frank dan Casey? Dari ide sci-fi yang sederhana tentang perjalanan waktu dan teleportasi di permulaan seperti yang bisa kamu lihat di traliernya, perlahaan Tomorrowland menjadi terjal dan rumit ketika ia mulai menyenggol sesuatu yang lebih besar, sesuatu yang menyinggung tentang nasib bumi dan manusia di masa depan serta sebuah konsep optimistik tentang penciptaan teknologi dan dunia utopia seperti filosfi Disney itu sendiri.
Tetapi desain fiksi ilmiah dengan high concept macam ini sepertinya bukanlah �makanan� kesukaan Brad Bird yang bisa liat di deretan filmografinya macam The Incredibles dan Ghost Protocol lebih banyak menyajikan sesuatu yang to the point dengan kandungan aksi yang seru dan keren ketimbang bermain-main dengan filosofi besar dan njelimet macam ini. Hasilnya, narasi Tomorrowland terkesan preachy dalam menyampaikan pesan-pesannya, Brad Bird seperti tidak mampu mengolah ide besar yang dimilikinya menjadi sebuah penceritaan yang mulus meskipun sebenarnya ia sudah punya dasar cerita yang kuat dengan banyak potensi-potensi yang bagus. Terkadang ia begitu mudah dimengerti namun terkadang ia terasa susah dicerna, apalagi buat penonton muda yang tidak memahami konsepnya.
Beruntung garapan teknisnya yang luar biasa memanjakan mata mampu sedikit banyak menambal kekurangan di penceritaannya yang setengah matang itu. Bird memang dikenal piawai menghadirkan sekuens aksi yang memukau, tidak terkecuali di sini. Didukung dengan CGI mahal, Bird bersama timnya berhasil menciptakan Tomorrowland dunianya sendiri, jauh lebih besar dari wahana permaiannya sendiri. Pace-nya yang sedikit tidak konsisten mungkin membuat beberapa bagiannya terkesan terseok-seok dan membosankan, meskipun secara keseluruhan tidak sampai menganggu keasikan menonton. Desain berkonsep futurstik dengan kombinasi gaya retro menghadirkan kesan mewah sekaligus unik. Robot pembunuh besar, parade sinar-sinar laser mematikan dan teleportasi waktu yang keren memeriahkan setiap momen aksinya yang mendebarkan. Belum lagi saya menyebut penampilan menawan dari Britt Robertson yang enerjik dan Raffey Cassidy yang memesona sebagai Athena yang misterius, keduanya sedikit banyak sudah mampu menolong performa kedodoran Clooney.
Lupakan Haunted Mansion yang mengecewakan itu, atau mungkin Tower Terror dan The Country Bears, jika ada wahana populer Disneyland yang layak dibanggakan ketika diterjemahkan ke layar lebar sejauh ini mungkin hanya franchise Pirates of The Carribbean yang seri-seri filmnya seperti akan terus bertambah di masa depan. Tapi hal itu mungkin saja berubah ketika Tomorrowland datang. Ya, sama seperti koleganya di atas, Tomorrowland adalah sebuah sajian petualangan fiksi ilmiah yang diadaptasi dari salah satu permainan populer dari taman bermain paling tersohor di dunia itu. Masalahnya, tidak pernah mudah membuat sebuah film dari sesuatu yang tidak memiliki cerita. Tetapi tenang, meskipun sumber aslinya hanya berbentuk wahana fisik, Tomorrowland Disney bisa dibilang punya konsep paling ambisius dibanding dibanding kedua koleganya itu, apalagi melihat nama-nama besar di balik layar macam sutradara Mission: Impossible � Ghost Protocol, Brad Bird yang juga turut menuliskan naskahnya bersama co-writer Damon Lindelof ( Prometheus, Star Trek Into Darkness )
�When I was a kid, the future was different� Ucap George Clooney berwujud Frank Walker di awal film ketika ia memberikan sedikit pengantar tentang apa yang sedang terjadi, sementara suara perempuan di belakangnya kerap kali menganggunya. Adegan kemudian melompat ke 45 tahun ke belakang di mana Frank Walker kecil (Thomas Robinson) tengah bersemangat mendafatarkan jet pack dari penyedot debu buatannya untuk ikut kontes di ajang pameran teknologi dunia yang diselengarakan di Disneyland. Di sini, Frank bertemu dengan gadis kecil misterius beraksen Inggris, Athena (Raffey Cassidy) yang akan merubah hidupnya. Kembali ke masa kini, ada Casey (Britt Robertson) putri dari teknisi NASA di Texas yang tengah sibuk melakukan sabotase kepada alat-alat berat yang hendak menghancurkan mimpinya. Usahanya mungkin terasa sia-sia sampai ia mendapatkan sebuah pin berlogo huruf �T� ajaib di mana ketika disentuh mampu membawanya ke sebuah tempat asing di masa depan yang nantinya mempertemukannya dengan Frank Walker tua (George Clooney)
Usaha Brad Bird untuk tetap menjaga kesegaran premisnya patut diacungi jempol. Tidak peduli seberapa hebatnya trailer Tomorroland memukaumu bersama gambar-gambar futuristiknya yang luar biasa serta konsep teleportasi dan perjalanan waktu menakjubkan, ia tidak pernah benar-benar memberitahumu tentang apa yang sebenarnya terjadi.
Plot misterinya dibangun dengan baik sejak narasi yang dibawakan Clooney membuka film. Ada penampakan jam digital berjalan mundur yang menjadi awal dari rentetan pertanyaan demi pertanyaan baru. Siapa Athena? Apa sebenarnya dunia yang dilihat Frank dan Casey? Dari ide sci-fi yang sederhana tentang perjalanan waktu dan teleportasi di permulaan seperti yang bisa kamu lihat di traliernya, perlahaan Tomorrowland menjadi terjal dan rumit ketika ia mulai menyenggol sesuatu yang lebih besar, sesuatu yang menyinggung tentang nasib bumi dan manusia di masa depan serta sebuah konsep optimistik tentang penciptaan teknologi dan dunia utopia seperti filosfi Disney itu sendiri.
Tetapi desain fiksi ilmiah dengan high concept macam ini sepertinya bukanlah �makanan� kesukaan Brad Bird yang bisa liat di deretan filmografinya macam The Incredibles dan Ghost Protocol lebih banyak menyajikan sesuatu yang to the point dengan kandungan aksi yang seru dan keren ketimbang bermain-main dengan filosofi besar dan njelimet macam ini. Hasilnya, narasi Tomorrowland terkesan preachy dalam menyampaikan pesan-pesannya, Brad Bird seperti tidak mampu mengolah ide besar yang dimilikinya menjadi sebuah penceritaan yang mulus meskipun sebenarnya ia sudah punya dasar cerita yang kuat dengan banyak potensi-potensi yang bagus. Terkadang ia begitu mudah dimengerti namun terkadang ia terasa susah dicerna, apalagi buat penonton muda yang tidak memahami konsepnya.
Beruntung garapan teknisnya yang luar biasa memanjakan mata mampu sedikit banyak menambal kekurangan di penceritaannya yang setengah matang itu. Bird memang dikenal piawai menghadirkan sekuens aksi yang memukau, tidak terkecuali di sini. Didukung dengan CGI mahal, Bird bersama timnya berhasil menciptakan Tomorrowland dunianya sendiri, jauh lebih besar dari wahana permaiannya sendiri. Pace-nya yang sedikit tidak konsisten mungkin membuat beberapa bagiannya terkesan terseok-seok dan membosankan, meskipun secara keseluruhan tidak sampai menganggu keasikan menonton. Desain berkonsep futurstik dengan kombinasi gaya retro menghadirkan kesan mewah sekaligus unik. Robot pembunuh besar, parade sinar-sinar laser mematikan dan teleportasi waktu yang keren memeriahkan setiap momen aksinya yang mendebarkan. Belum lagi saya menyebut penampilan menawan dari Britt Robertson yang enerjik dan Raffey Cassidy yang memesona sebagai Athena yang misterius, keduanya sedikit banyak sudah mampu menolong performa kedodoran Clooney.
Rating OliphDhian
9.0/10
Rating Cerita Rating Akting Rating Ending Rating Hiburan Recommendation 8.5/10 8.0/10 9.0/10 9.5/10 YES
Tangfal Rilis : 22 May 2015 (Indonesia)
Jualitas Video : TsRip (JELEK)
Bintang : George Clooney & Britt Robertson Genre : Action | Adventure | Mystery | Sci-Fi
Torrent-TsRip-1.5GB- Mp4 :
Mediafire Alternatif Link TsRip:
----------------------------------------------
Jika Linknya Rusak
Jika Linknya Rusak
atau bingung cara downloadnya
informasikan Disini (Klik Disini)
----------------------------------------------
----------------------------------------------
Terima Kasih
Demikianlah Artikel Tomorrowland (2015), [ wTu ]
Sekianlah artikel Tomorrowland (2015), [ wTu ] kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Tomorrowland (2015), [ wTu ] dengan alamat link https://walktounderworld.blogspot.com/2015/05/tomorrowland-2015-wtu.html
0 Response to "Tomorrowland (2015), [ wTu ] "
Posting Komentar